IMG-LOGO

IMG
Home Nasional Korban Longsor Terakhir Ditemukan Masih Memeluk Guling, Andi Harun: Ini Sangat Menyayat Hati
nasional | umum

Korban Longsor Terakhir Ditemukan Masih Memeluk Guling, Andi Harun: Ini Sangat Menyayat Hati

Mikhail - 13 Mei 2025 15:29 WITA

Korban Longsor Terakhir Ditemukan Masih Memeluk Guling, Andi Harun: Ini Sangat Menyayat Hati

Tragedi tanah longsor yang melanda Jalan Gunung Lingai, Gang Bina Baru, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim),  Seni...

IMG
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, datang langsung ke lokasi longsor di Jalan Gunung Lingai, Gang Bina Baru, Kecamatan Sungai Pinang, yang menyebabkan satu keluarga tewas. (POJOKNEGERI.COM/HARPIAH)

POJOKNEGERI.COM, SAMARINDA - Tragedi tanah longsor yang melanda Jalan Gunung Lingai, Gang Bina Baru, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim),  Senin pagi (12/5/2025), merenggut empat nyawa dalam satu keluarga.


Dua korban terakhir, Nurul Sakira (17) dan Fitri (14) ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Selasa pagi (13/5/2025), setelah sebelumnya Hamdana (50) dan Nasrul (24) ditemukan lebih dulu pada Senin (12/5/2025).


Wali Kota Samarinda, Andi Harun, langsung turun meninjau lokasi kejadian.


Ia menyampaikan duka mendalam serta apresiasi terhadap kerja tim gabungan yang tanpa lelah melakukan pencarian.


“Semua korban telah ditemukan. Korban terakhir bahkan masih dalam posisi seperti tidur, memeluk guling. Ini sangat menyayat hati,” ujar Andi Harun di lokasi pada Selasa (13/5/2025).


Ia mengatakan bahwa longsor terjadi di wilayah yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai zona rawan bencana meski telah dipasangi patok peringatan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) warga tetap membangun pemukiman karena alasan kepemilikan tanah.


“Kami sudah lama memperingatkan agar lokasi ini tidak dijadikan tempat tinggal. Tapi karena ini hak milik, kami tidak bisa melarang padahal dulunya penuh pohon aren setelah ditebang untuk pemukiman, akhirnya terjadi yang tidak kita harapkan,” tegasnya.


Ia juga memperingatkan soal potensi longsor susulan Air masih terlihat mengalir dari sela-sela tanah menunjukkan tekanan tanah yang belum stabil.


Oleh karena itu, lima kepala keluarga yang masih tinggal di area rawan longsor sementara diminta mengungsi.


“Kami minta mereka menyewa tempat tinggal di luar lokasi ini. Pemerintah akan membantu biaya sewa selama enam bulan ke depan,” tuturnya.


Ia juga mengungkapkan bahwa keluarga korban yang selamat terutama ayah dan anak dari keluarga yang kehilangan empat anggota akan terus didampingi secara psikologis dan sosial.


“Ini kehilangan yang sangat berat. Kami harap warga sekitar turut membangun solidaritas, memberikan dukungan moral bagi mereka,” pungkasnya. (*)