IMG-LOGO

IMG
Home Daerah Kepemimpinan Kolaboratif Samarinda Dorong Agenda Ketahanan Iklim Lintas Wilayah di Forum Internasional
daerah | samarinda

Kepemimpinan Kolaboratif Samarinda Dorong Agenda Ketahanan Iklim Lintas Wilayah di Forum Internasional

Mikhail - 22 Mei 2025 21:58 WITA

Kepemimpinan Kolaboratif Samarinda Dorong Agenda Ketahanan Iklim Lintas Wilayah di Forum Internasional

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, tampil sebagai salah satu pembicara utama dalam Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025, yang diselenggar...

IMG
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menjadi pembicara utama dalam CRIF 2025, di Hotel Park Hyatt Jakarta, Rabu (21/5/2025). (Dokpim Pemkot Samarinda)

POJOKNEGERI.COM, JAKARTA - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, tampil sebagai salah satu pembicara utama dalam Climate Resilience and Innovation Forum (CRIF) 2025, yang diselenggarakan oleh United Cities and Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC) di Hotel Park Hyatt Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Dalam forum bergengsi tersebut, Andi Harun tidak hanya mempresentasikan keberhasilan kotanya dalam membangun ketangguhan iklim, tetapi juga menyerukan pentingnya kolaborasi antarwilayah sebagai kunci menjawab tantangan perubahan iklim global.

“Ini bukan sekadar undangan. Ini bentuk pengakuan atas kerja nyata yang kita bangun melalui sinergi, baik internal antar-OPD maupun dengan jejaring internasional,” ujar Andi Harun.

Samarinda menjadi satu dari sepuluh daerah di Indonesia yang diundang untuk berbagi praktik baik dalam membangun kota yang tangguh terhadap iklim.

Menurut Andi, partisipasi ini mencerminkan kepercayaan komunitas internasional atas konsistensi dan komitmen Samarinda selama tiga tahun terakhir dalam penguatan ketahanan iklim.

Ia memaparkan berbagai langkah konkret yang telah diambil pemerintah kota, mulai dari penyusunan peta rawan bencana, pelaksanaan program aksi iklim tahunan yang terintegrasi dalam APBD, hingga kolaborasi lintas sektor yang melibatkan lebih dari 30 organisasi perangkat daerah (OPD).

Salah satu proyek unggulan yang dipresentasikan adalah pembangunan Taman Para’an, yang dibiayai melalui dana internasional tanpa membebani anggaran daerah.

“Kota kita tidak berdiri sendiri. Setiap langkah yang kita ambil harus sejalan dengan komitmen global dan lokal,” tegasnya.

Lebih lanjut, Andi Harun menekankan pentingnya regulasi yang mendukung adaptasi iklim dan perlunya perubahan perilaku masyarakat.

Menurutnya, perubahan iklim bukan lagi sekadar isu pemerintah, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh lapisan masyarakat.

“Tidak bisa lagi ada ego sektoral atau sikap apatis dari masyarakat. Semua pihak harus terlibat aktif,” ujarnya.

Dalam forum yang dihadiri oleh berbagai pemimpin daerah, akademisi, dan praktisi internasional, Dirjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Safrizal ZA, menyebut Samarinda sebagai kota percontohan nasional dalam penyusunan regulasi dan pelaksanaan aksi nyata menghadapi perubahan iklim.

“Regarding Samarinda City’s climate resilience, many things were highlighted by Mr. Safrizal. Saya hanya menambahkan program yang sudah berjalan,” ucapnya.

Menutup presentasinya, Andi Harun menyerukan pentingnya kerja sama lintas kabupaten/kota, khususnya di wilayah Kalimantan Timur, guna membentuk sistem regional yang tangguh menghadapi perubahan iklim.

“Kita harus berkolaborasi ini bukan lagi soal siapa duluan atau siapa hebat tapi bagaimana semua daerah bergerak bersama. We will strengthen collaboration between regions for climate resilience in Indonesia,” pungkasnya. (*)