POJOKNEGERI.COM – Kasus penembakan terhadap seorang pria berinisial DIP (34) di depan salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) di Samarinda belum lama in...
POJOKNEGERI.COM – Kasus Penembakan terhadap seorang pria berinisial DIP (34) di depan salah satu Tempat Hiburan Malam (THM) di Samarinda belum lama ini menuai keprihatinan publik.
Kejadian tersebut mendapat sorotan tajam dari Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra.
Menurutnya, insiden ini sebagai alarm bahaya atas longgarnya sistem perizinan kepemilikan senjata api oleh warga sipil.
“Ini sebenarnya berbahaya. Setiap orang begitu mudah mendapatkan izin penguasaan senjata api. Dengan kejadian ini, Samarinda terasa mencekam dan membuat masyarakat takut,” ungkap Samri, Kamis (8/5/2025).
Selain itu, Samri menegaskan perlunya regulasi yang lebih ketat, termasuk hanya memberikan izin kepada profesi tertentu yang dinilai memiliki tingkat risiko tinggi, seperti pejabat atau pengusaha.
“Kita tidak boleh sembarangan memberikan izin kepemilikan senjata api. Ini terlalu rawan penggunaannya. Hanya dengan jarak beberapa meter, seseorang bisa kehilangan nyawa,” tegasnya.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menekankan pentingnya tes psikologis sebagai syarat mutlak dalam proses perizinan senjata, sebagaimana diterapkan di institusi militer dan kepolisian.
“Kalau aparat saja ada syaratnya, masa sipil tidak? Ini harus diperketat lagi. Bila perlu, tidak perlu lagi ada izin bagi sipil untuk memiliki senjata api,” pungkasnya.
(ADV)