Ia juga mengungkapkan tren kematian ibu dari tahun 2017 hingga 2022 yang mengalami fluktuasi. Meskipun terdapat penurunan pada tahun 2018, kenaikan pada tahun 2019-2022, namun, per Oktober 2023, tercatat 46 kasus kematian ibu, di mana sebagian kecil berasal dari luar provinsi.
"Penyebab kematian ibu disebabkan oleh pendarahan dan faktor kesehatan kondisi fisik ibu seperti hipertensi, infeksi, dan gangguan metabolik. Dinkes Kaltim berkomitmen untuk mengurangi kasus kematian ibu melalui pemeriksaan rutin dan pendekatan preventif,"jelasnya.
Sementara itu, tren kematian bayi (0-11 bulan) di Kaltim mengalami penurunan drastis pada tahun 2022, menunjukkan efektivitas langkah-langkah preventif yang diterapkan oleh Dinkes Kaltim. Jumlah kematian bayi pada tahun 2022 sebanyak 636, menurun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dinkes Kaltim menyatakan bahwa fokus utama mereka adalah meminimalkan kasus kematian ibu dan anak. Sejak tahun 2023, mereka telah merencanakan restrukturisasi melalui berbagai upaya, termasuk peningkatan status kesehatan ibu dan anak serta pelayanan kesehatan sesuai standar. Capaian luar biasa ini menunjukkan dedikasi tinggi Dinkes Kaltim dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
(Tim redaksi)