POJOKNEGERI.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat program mengirim siswa bermasalah ke barak TNI Polri. Program ini mulai diberlakukan...
POJOKNEGERI.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat program mengirim siswa bermasalah ke barak TNI Polri. Program ini mulai diberlakukan 2 Mei 2025.
Dedi Mulyadi mengatakan saat ini menyiapkan surat edaran (SE) terkait rencana itu.
Sejumlah daerah dan kepala sekolah pun, kata Dedi, menyatakan kesiapan untuk melaksanakan program tersebut.
"Hari ini kita sudah bikin surat edaran gubernur. Hari ini surat edaran gubernur sudah saya siapkan. Kepala sekolah sudah kita kumpulkan," kata Dedi usai mengikuti rapat kerja di Komisi II DPR, Jakarta, Selasa (29/4).
Ia pun mengungkap alasan ingin mengirim siswa bermasalah di Jabar ke barak TNI Polri untuk mengikuti kegiatan pendisiplinan.
Dedi menyebut rencana itu sudah dibicarakan dengan para pihak terkait dan mendapat dukungan masyarakat. Ia mengatakan banyak orang tua dan wali siswa yang tak sanggup lagi mengurus anaknya.
"Maka saya merubah paradigma itu dengan cara apa, banyak orang tua yang hari ini tidak punya kesanggupan lagi menghadapi lagi anaknya. Banyak guru yang tidak punya kesanggupan untuk menghadapi murid-muridnya," ucapnya.
Program Dedi Mulyadi ini mendapat tanggapan dari Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.
Dasco mengaku program tersebut perlu dikaji lebih dulu secara matang sebelum dilaksanakan.
"Saya belum secara lengkap membaca statement dari Gubernur Jawa Barat, tetapi mungkin hal-hal yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat mungkin ada hal-hal baru, yang mungkin perlu dikaji lebih dulu secara matang sebelum dilaksanakan," kata Dasco di kompleks parlemen, Rabu (30/4).
Di sisi lain, Dasco menilai usulan Dedi juga perlu mendapat respons dari DPRD Jawa Barat. Terlebih, setiap wilayah juga memiliki karakteristik yang berbeda.
"Saya juga belum tahu bagaimana respons dari DPRD jabar. Tetapi kalau pendapat saya mungkin kita harus kaji terlebih dahulu secara matang sebelum kemudian diterapkan. Karena ya mungkin untuk masing-masing daerah kan karakteristiknya berbeda-beda," katanya.
(*)